BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada saat akan melakukan investasi
tentunya melakukan perhitungan secara matang merupakan bagian yang sangat
penting, terutama menganalisis lebih mendalam terhadap risiko investasi yang
akan terjadi. Dalam beberapa kasus investasi yang merugi kebanyakan berasal
dari analisis risiko yang terkadang meleset dari analisis atau kurang matangnya
memperhitungkan risiko.
Secara konseptual, semakin besar nilai
invetasi yang ditanam maka semakin besar nilai risiko yang akan terjadi, atau
sebaliknya semakin kecil nilai investasi maka semakin kecil risiko yang akan
diterima. Tetapi para ahli invetasi sepakat bahwa besar kecilnya risiko suatu
investasi tidak berhubungan secara signifikans dengan besarnya nilai investasi,
tetapi berhubungan dengan sebera serius kita menganalisis atau mengelola
risiko. Pelatihan ini dimaksudkan untuk menggali lebih dalam bagaimana
mengelola risiko investasi sehingga akan terhindar dari kerugian.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulis membuat
makalah ini adalah :
v
Untuk mengetahui
pengertian dari investasi
v
Jenis – jenis investasi
baik dari pasar uang ataupun dari pasar modal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Investasi
Kata
investasi merupakan kata adopsi dari bahasa inggris, yaitu investment. Kata
invest sebagai kata dasar dari investment memiliki arti menanam. Dalam
Webster’s New Collegiate Ditionary, kata invest didefinisikan sebagai to make
use of for future benefits or advantages and to commit (money) in order to earn
a financial return.
Kemudian
kata investment diartikan sebagai the outley of money use for income or profit.
Dalam kamus istilah Pasar Modal dan keuangan kata invesment diartikan sebagai
penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan
memperoleh keuntungan (Arifin, 1999). Dan dalam kamus Lengkap Ekonomi,
Investasi didefinisikan sebagai saham penukaran uang dengan dengan
bentuk-bentuk kekayaan lain seperti saham atau harta tidak bergerak yang di
harabkan dapat di tahan selama periode waktu tertentu supaya menghasilkan pendapat
(Wirasasmita,1999).
Sedangkan
pendapat lain investasi di artikan sebagai komitmen atas sejumlah dana atau
sumber daya lain yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
sejumlah keuntungan di masa datang (Tendelilin,2001). Jadi, pada dasarnya sama
yaitu penempatan sejumlah kekayaan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang
akan datang.
Selain
itu, investasi berarti mengorbankan dollar sekarang untuk dollar pada masa
depan ( Sharpe,1995). Ini berarti adalah penanaman modal saat ini untuk di peroleh
mamfaatnya di masa depan.
Pada
umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada vinancial asset
dan investasi pada real asset, Investasi pada financial asset di lakukan di
pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, Surat
berharga pasar uang (SBPU), dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di
pasar Modal, misalnya berupa saham, obligasi, warrant, obsi, dan yang lainnya.
Sedangkan investasi pada real asset dapat dilakukan dengan pembelian aset
produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan, dan yang
lainnya.
B. Jenis – Jenis Resiko Dalam Pasar Uang
dan Pasar Modal
1.
Resiko Suku Bunga
Resiko
yang dialami akibat dari perubahan suku bunga yg terjadi di pasaran yang mampu
memberi pengaruh bagi pendapatan investasi.
Contoh
Pada
tanggal 30 Januari 2009 pemerintah Indonesia mengeluarkan instrumen keuangan
baru yang disebut sukuk Ritel. Sukuk ritel adalah obligasi syariah yang
menganut prinsip syariah. Sukuk ritel ini kemudian menjadi masalah bagi
penerbit obligasi lainya karena suku bunga yang ditawarkan yaitu 12 % jauh di
atas rata-rata suku bunga obligasi pada umumnya yaitu 8-10%, sehingga investor
lebih tertarik untuk membeli sukuk ritel tersebut. Hal ini didukung dengan
resiko dalam investasi ini mendekati 0%.
Strategi
Yang
bisa dilakukan oleh para penerbit obligasinya lainya adalah menaikan suku bunga
lebih tinggi dari sukuk ritel. Selain itu, juga dibutuhkan peran pemerintah
melalui kebijakan atau peraturan yang bisa menguntungkan semua penerbit
obligasi.
2.
Risiko Pasar
Resiko
pasar adalah fluktuasi pasar yang secara keseluruhan mempengaruhi variabilitas
return suatu investasi, bahkan mengakibatkan investor mengalami capital loss.
Perubahan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti munculnya resesi ekonomi,
kerusuhan, isu, spekulasi maupun perubahan politik.
Contoh
Adanya
fluktuasi nilai rupiah terhadap USD yang sangat besar mendukung naiknya kurs
USD sehingga mencapai sekitar Rp.6.000/USD. Hal ini disebabkan karena adanya
isu sekitar kesehatan presiden pada bulan November/Desember 1997.
Strategi
Untuk
menjaga kestabilan nilai tukar rupiah terhadap USD pemerintah bisa melakukan
intervensi melalui berbagai kebijaksanaan moneter dan fiskal, salah satunya
melalui managed float system.
3.
Risiko Inflasi
Risiko
inflasi adalah risiko potensi kerugian daya beli investasi karena terjadinya
kenaikan rata-rata harga konsumsi.
Contoh
Laju
inflasi pada 2012 bisa mencapai 7,1 persen, apabila pemerintah melakukan
penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Menurut perhitungan BI
4,4 persen kalau tidak ada apa-apa, kalau ada jadi 6,8 persen sampai 7,1 persen
. Apabila ada kenaikan harga BBM sebesar Rp1.000 per liter maka terjadi inflasi
sebesar 6,8 persen, sedangkan apabila ditetapkan subsidi konstan sebesar Rp2.000
per liter maka terjadi inflasi 7,1 persen. Kalau harga BBM-nya Rp1.000 itu
inflasi 6,8 persen, tapi kalau subsidi dibatasi konstan Rp2.000 per liter maka
akan ada peluang naik, tapi inflasi di 7,1 persen. Dengan adanya rencana
kenaikan bbm yang bisa menyebabkan inflasi, para investor pun enggan untuk
berinvestasi
Startegi
Yang
bisa dilakukan pemerintah yaitu melalui Kebijakan antara lain dengan
mengoptimalkan bauran kebijakan dari suku bunga, nilai tukar, pengelolaan
likuiditas dan kebijakan makroprodensial. Dampak kebijakan subsidi BBM ke
inflasi masih memungkinkan ditekan lebih rendah dengan menerapkan subsidi ke
sektor transportasi dan komunikasi kebijakan yang baik untuk meminimalkan efek
psikologis.
Sedangkan yang bisa dilakukan
oleh investor sebagai alternatif investasi yaitu:
v Menabung.
Menabung di bank dapat mem-back up inflasi, karena bunga yang kita terima bisa
mem-back up inflasi.
v Investasi
Emas. Dengan kita berinvestasi emas maka kita akan terhindar dari resiko
inflasi yang akan menggerogoti nilai mata uang kita, karena apabila terjadi
inflasi tinggi maka harga emas pun akan tinggi.
4.
Risiko Likuiditas
Risiko
ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa
diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan,
maka semakin likuid sekuritas tersebut. Resiko ini bisa juga didefinisikan
sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek atau jatuh
tempo dengan menggunakan aset yang ada.
Contoh
Krisis
yang melanda Indonesia, mulai mengenai perbankan dengan timbulnya masalah
kekurangan likuiditas (liquidity mismatch), semula dialami oleh beberapa bank,
tetapi kemudian menjadi sistemik. Krisis likuiditas secara sistemik, yang
dialami perbankan dimulai sekitar pelaksanaan kebijakan pencabutan ijin usaha
atau likuidasi 16 bank tanggal 1 November 1997. Kepercayaan terhadap Rupiah
yang menurun sejak terjadinya gejolak moneter bulan Juli 1997 menjadi lebih
buruk lagi setelah diterapkan sistim nilai tukar yang mengambang secara bebas
pada pertengahan Agustus 1997. Pembelian mata uang dollar (USD) atau penjualan
aset rupiah ramai dilakukan, dimulai oleh pelaku pasar asing, akan tetapi
kemudian diikuti oleh pemain pasar dalam negeri dan pemilik dana dalam negeri.
Strategi
Pemerintah
menghadapi perkembangan ini dengan melakukan pengetatan moneter, dengan
menggunakan tindakan fiskal (melalui pengurangan pengeluaran rutin maupun
pembangunan dari APBN), kebijakan moneter (langkah BI menghentikan pembelian
SBPU bank-bank dan peningkatan suku bunga SBI sampai lebih dari dua kali
lipat), dan tindakan adminsitratif (instruksi Menkeu ke pada berbagai Yayasan
dan BUMN untuk mengalihkan deposito mereka menjadi SBI).
5.
Risiko Nilai Tukar Mata Uang (Valas)
Risiko
ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan nilai mata
uang negara lainnya. Risiko ini juga dikenal dengan nama currency risk atau
exchange rate risk.
Contoh
Dalam
sebuah investasi yang membutuhkan mata uang asing sebagai transaksi, misalkan
US$, apabila US$ menguat sedangkan Rupiah melemah akan membuat investor yang
akan menanamkan modalnya dengan US$ akan membuat rugi, karena Rupiah yang harus
dikeluarkan semakin banyak.
Strategi
Perusahaan
atau pihak yang bergerak di jenis investasi ini sebaiknya melakukan tindakan
mengantisipasi atau meminimalisir resiko dengan melakukan hedging. Hedging
adalah suatu kegiatan perlindungan terhadap nilai uang. Hedging bisa dilakukan
melaui Contract forward dan forward rate yang memberikan kesempatan kepada
pihak-pihak yang ingin membeli valas dengan harga tertentu di masa depan yang
telah disepakati sekarang.
6.
Risiko Negara
Risiko
ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi
perpolitikan suatu negara. Resiko Politik ini juga berkaitan dengan kemungkinan
adanya perubahan ketentuan perundangan yang berakibat turunnya pendapatan yang
diperkirakan dari suatu investasi atau bahkan akan terjadi kerugian total dari
modal yang diinvestasikan. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, maka
stabilitas ekonomi dan politik negara bersangkutan akan sangat perlu
diperhatikan guna menghindari risiko negara yang terlalu tinggi.
Contoh
Libya
sebagai negara pemilik cadangan minyak terbesar di Afrika mengalami krisis
akibat adanya protes yang dimulai pada tanggal 16 Februari 2011 untuk
menurunkan presiden yang berkuasa pada saat itu, menyebabkan terganggunya
pasokan minyak mentah, sebagai akibatnya harga minyak menjadi naik. Dengan
melonjaknya harga minyak mentah menyebabkan terjadinya krisis pangan secara
global akibat naiknya harga pangan. Hal ini dikarenakan Minyak dibutuhkan untuk
peralatan pertanian yang digunakan untuk memproduksi pangan dan Transportasi
untuk mengangkut pangan.
Strategi
Perlunya
investasi jangka panjang di sektor pertanian di negara berkembang, mempersiapkan
teknologi yang lebih baik utk bisa meningkatkan produktivitas pangan, Investasi
di infrastruktur pedesaan serta pelatihan untuk petani kecil guna mendorong ke
arah produksi yang lebih tinggi. Dengan mengatasi krisis pangan yang terjadi
nantinya mampu menghemat pengeluaran negara untuk penyediaan pangan dan
mencegah terjadinya inflasi akibat kenaikan harga pangan akibat berkurangnya
produksi pangan.
7.
Resiko Reinvestment.
Resiko
Reinvestment yaitu resiko terhadap penghasilan-penghasilan suatu aset keuangan
yang harus di re-invest dalam aset yang berpendapatan rendah (resiko yang
memaksa investor menempatkan pendapatan yang diperoleh dari bunga kredit atau
surat-surat berharga ke investasi yang berpendapatan rendah akibat turunnya
tingkat bunga.
Contoh
Kondisi
investasi tidak akan sama ketika pembelian pertama kali suatu obligasi
khususnya pembelian obligasi untuk jangka panjang, karena perubahan ekonomi dan
politik dapat mempengaruhi tingkat suku bunga pada saat hendak menginvestasikan
kembali kupon-kupon dari obligasi tersebut. Untuk obligasi yang berdenominasi
mata uang asing (non-rupiah), gejolak fluktuasi nilai tukar valuta asing
terhadap rupiah mengakibatkan kerugian akibat selisih kurs.
Startegi
Sebaiknya
memilih berinvestasi dalam obligasi yang memberikan penghasilan tetap secara
periodik dan memilih beberapa jenis obligasi yang memiliki fitur call, yang
berarti perusahaan penerbit obligasi tersebut berhak untuk membeli kembali (buy
back) obligasi pada harga tertentu (call price) sebelum obligasi tersebut jatuh
tempo.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Resiko
adalah kenyataan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam investasi oleh
Prof Dr.Ir. Soemarno,M.S. resiko didefinisikan sebagai ”Suatu kondisi yang
timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan
yang mungkin terjadi disebut resiko”.
Banyak
teori investasi yang mengatakan bahwa high risk high return, yang dimana setiap
investasi yang mengahasilkan pengembalian investasi yang tinggi juga akan
disertai dengan berbagai resiko yang tinggi. Resiko bisa saja menuju pada suatu
kerugian, oleh karena itu dalam suatu investasi baik di pasar modal maupun di
pasar uang selain memperhitungkan hasil yang didapat juga harus memperhitungkan
resiko yang akan terjadi. Semua jenis investasi yang ada memiliki resiko baik
kecil maupun besar.
Jadi,
arti pentingnya memahami resiko dalam bisnis yaitu untuk menghindari atau
mengantisipasi serta meminimalisir terjadinya kerugian dalam investasi.
B. Saran
Saran yang di sampaikan penulis agar
dengan membaca makalah ini disarankan pada pembaca agar mengetahui tentang
berinvestasi yang baik, baik di dalam pasar uang maupun pasar modal Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk
kesempurnaan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Thanks ilmunyaa
BalasHapus